Kamis, 20 November 2014

Sekilas Tentang Kopi Muntu



Perusahaan kopi Muntu berawal dari usaha penggolahan kopi rumahan yang dirintis oleh Bapak Bejo Adi Sentoso yang beralamat di jalan Diponegoro 84 A Kutoarjo, kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Pada tahun 1950, beliau membuka usaha produksi kopi bubuk di Kutoarjo. Beliau berkeinginan menciptakan produk kopi yang mempunyai ciri khas di masayarakat. Maka beliau mengunakan biji kopi lokal sebagai bahan baku produk kopinya. Biji kopi lokal tersebut berasal dari pasokan para petani di desa Kemiri, Bruno, dan Pituruh.
Beliau merintis usahanya dari nol dengan menggolah sendiri biji kopi secara tradisional. Beliau menyangrai biji kopi dalam wajan baja kala subuh belum menyapa. Selanjutnya biji kopi yang telah matang ditumbuk mengunakan lumpang dan alu. Dahulu, keluarga beliau termasuk keluarga sederhana yang belum mampu membeli mesin penggilingan. Bapak Bejo Adi Sentoso dikenal sebagai pribadi yang tekun dan teliti, sehingga beliau sangat mengutamakan kualitas produknya. Demi menghasilkan kopi bubuk bertekstur halus, maka beliau menghaluskan biji kopi yang telah ditumbuk dengan muntu dan cobek. Ditangan beliau, tumbukan biji kopi telah berubah menjadi serbuk halus siap seduh dengan aroma yang khas.
Naluri bisnis Bapak Bejo Adi Sentoso memang bagus. Produk kopi Muntu dapat diterima oleh masyarakat dan laris di pasaran berkat tekhnik pemasaran yang baik. Dalam segi pemasaran produk, beliau mengandalkan promosi dari mulut ke mulut(gethok tular). Kepuasan penikmat kopi pada kualitas produk menjadikan produk kopi Muntu laku dipasaran. Keunikan dari kopi Muntu ini juga terletak pada segi pengemasan. Kemasan produk berupa kertas yang membuat aroma kopi tercium sebelum membukanya.
Kemasan merupakan identitas  produk yang menjadikan nama produk dikenal di pasaran. Maka, tercetuslah nama “Kopi Muntu”. Secara harfiah, muntu adalah batu penumbuk yang juga melambangkan kerja keras demi menghasilkan produk yang berkualitas. Sampai saat ini nama kopi Muntu masih dilekatkan pada produk meskipun cara penggolahan kopi sudah mengunakan mesin penggiling. Hal ini dikarenakan, pewaris perusahaan ingin mengenang kerja keras sang pendiri perusahaan hingga usahanya telah berkembang pesat hingga saat ini.
Perjalanan perusahaan kopi Muntu tak selalu berjalan mulus. Pada masa reformasi, perusahaan Kopi Muntu juga sempat mengalami guncangan baik secara ekonomi maupun secara sosial. Selain kenaikan harga bahan baku, menurunnya omset penjualan, mereka juga dicemaskan oleh isu sosial menyangkut SARA yang sedang bergolak di masyarakat. Namun, berkat sikap keterbukaan dan itikad baik pemilik perusahaan, Kopi Muntu tetap dapat bertahan dalam guncangan era reformasi. Sebagai konsekuensinya, Kopi Muntu mengeluarkan produk “kopi mini” demi memenuhi daya beli masyarakat yang menurun.
Produk “kopi mini” diterapkan pada  tahun 1998 hingga tahun 2000. Yang dimaksud “kopi mini” adalah produk kemasan yang ber-netto setengah dari produk yang biasa dijual di pasaran. Normalnya, kopi Muntu di kemas dalam kemasan 50 gram seharga Rp.2000 sedangkan “kopi mini” adalah kemasan 25 gram seharga Rp.1200(harga pada tahun 1998-2000). Meskipun harga produk dinaikkan tetapi masyarakat tetap bisa membeli kopi Muntu sesuai dengan daya beli mereka. Sebuah strategi pemasaran yang cukup jitu mengatasi masalah perusahaan.
 
     Sampai saat ini, produk Kopi Muntu masih menjadi primadona di kawasan Kutoarjo dan sekitarnya. Meskipun masih mempertahankan kemasan yang berupa pembungkus kertas, tetapi Kopi Muntu telah memperluas area pemasaran produk melalui promosi dan iklan di radio. Perusahaan Kopi Muntu bertekad akan mempertahankan kualitas produk demi berkembangnya pemasaran produk di pasaran.

3 komentar:

  1. Assalamu'alaikum...
    Untuk menjadi distributor kopi muntu apakah bisa kak?

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum...
    Utk menjadi distributor kopi muntu apakah bisa kak?

    BalasHapus

Iklan Diskon Zalora